MUSUH SATU TERLALU BANYAK, KAWAN SERIBU TERLALU SEDIKIT

PTK


ALAM TAKAMBANG JADI GURU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Visi Pendidikan Nasioanal adalah terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara serta berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berobah , ( mendiknas PP No. 19, 2007 ).
Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidkan. Salah satunya adalah pendidikan diselenggarakan sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan peserta didik  yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses ini diperlukan sosok guru yang memberikan keteladanan dan membangun kemanusian dan mengembang potensi diri dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran.
          Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar, maka dari itu proses pembelajaran perlu direncanakan dengan baik dan aktual, dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dinilai atau di evaluasi dan diawasi agar terlaksana secara sefektif dan efisien.
          Mengingat karakteristik peserta didik, serta tuntutan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi, dan memenuhi standar, dan kondisi riil juga berlaku untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)-Sejarah pada tingkat Sekolah Menengah Pertama. Dengan artian pembelajaran IPS seharusnya interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik.
          Pembelajaran seperti yang dimaksud di atas sangat ditentukan dengan pelaksanaan tugas pokok seorang guru di kelas sebagai pelaku dan ujung tombak pelaksana pembelajaran dengan siswa-siswa di kelas dalam proses pembelajaran, sehingga siswa-siswa dapat belajar sesuai dengan ketentuan yang sebenarnya.
          Belajar adalah suatu proses yang kompleks. Terlaksana dari semua orang dan berlangsung seumur hidup, salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar adalah, adanya perubahan tingkahlaku pada dirinya, perubahan tingkahlaku itu menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif), Mendiknas, 19, 2007.
          Berbicara tentang proses pembelajaran kita dapat mencermati bahwa terdapat beberapa unsur utama yaitu : peserta didik, pendidik (guru), dan media serta sumber belajar, kurikulum, beserta sarana dan prasarana yang mendukung untuk terlaksananya pembelajaran yang sesungguhnya.
          Realita keseharian kelihatan dalam kegiatan proses pembelajaran di kelas bahwa seluruhnya siswa-siswa, atau peserta didik secara utuh terlibat dalam proses pembelajaran berlangsung. Hal ini kelihatan sebagian siswa-siswa belum terlibat secara aktif, kreatif dan menyenangkan disaat guru melaksanakan proses pembelajaran, dan juga kelihatan belum diberdayakan seluruh potensi yang ada pada diri siswa, sehingga banyak siswa-siswa belum mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti proses pembelajaran di kelas.
          Hal seperti ini juga terjadi dalam mata pelajaran IPS-Sejarah di SMP Negeri 29 Padang, yang menarik untuk ditelusuri lebih dalam melelui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), guna mengetahui implementasi ”Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru” untuk meningkatkan aktivitas, kreativitas dan menyenangkan siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran IPS-Sejarah di SMP Negeri 29 Padang, pengungkapan permasalahan ini sangat bermanfaat untuk peningkatan proses pembelajaran di kelas.

B. Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang permasalahan yang akan dicari jawabannya melalui Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :
  1. Bagaimana pengaruh Metode Implementasi Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dalam proses pembelajaran IPS-Sejarah.
  2. Bagaimana gambaran strategi Metode Implementasi Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
  3. Bagaimana pengaruh strategi dan pendekatan Metode Implementasi Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru untuk menanamkan nilai-nilai sejarah.
C. Tujuan Penelitian
          Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk mengungkapkan :
  1. Pengaruh Metode Implementasi Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru.
  2. Gambaran strategi Metode Implementasi Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru
  3. Pengaruh strategi dan pendekatan Metode Implementasi Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dalam menanamkan nilai-nilai sejarah.
D. Manfaat Penelitian
          Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
  1. Pengembangan ilmu dan wawasan bagi penulis dan guru lain dalam proses pembelajaran dikelas.
  2. Sebagai masukan bagi penulis dan guru lain dalam melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, untuk meningkatkan aktivitasnya pada mata pelajaran IPS-Sejarah.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.   Implementasi Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru Dalam Proses Pembelajaran IPS-Sejarah
Salah satu tujuan belajar IPS-Sejarah adalah membantu untuk mengembangkan secara mantap dan bermakna konsep-konsep di dalam struktur kognitif, afektif dan psikomotor. Untuk mencapai tujuan tersebut guru harus memiliki kemampuan menciptakan proses pembelajaran yang mudah menyenangkan dan aktual bagi siswa-siswa dalam belajar.
          Salah satu strategi dalam pembelajaran di kelas adalah mengimplementasikan Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, strategi ini belum ditemukan oleh para ahli pendidikan di Indonesia maupun di negara lain. Dari itu Penulis mencoba mengimplemetasikan dalam mata pelajaran IPS-Sejarah. Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru pada dasarnya falsafah hidup bagi masyarakat Minangkabau dengan untaian kata-kata sebagai berikut :
“Panakik pisau sirauik
Ambiak galah batang lintabung
Salodang ambiek kanyiru
Nan satitik jadikan lauik
Nan sakapa jadikan gunung
Alam Takambang Jadi Guru”
          Falsafah Alam Takambang Jadi Guru yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran IPS-Sejarah, adalah belajar dengan alam. Alam dijadikan sumber dalam proses pembelajaran. Menurut H. Kamardi Rais Dt. P. Simulie, ”Alam” dalam masyarakat Minangkabau diartikan dengan semua ciptaan Allah SWT yang ada di dunia, termasuk manusia, dan fikiran atau akal yang ada pada diri manusia itu sendiri, sedangkan ”Takambang” disamakan dengan terbuka yaitu apa yang ada didunia termasuk yang mengitari kehidupan manusia itu sendiri, seperti sosial budaya, politik, idiologi, pendidikan dan sistem perekonomiannya. Hal ini terbuka untuk diteliti, dipelajari atau sebagai suber belajar yang disebut sebagai guru.
          Jadi implementasi eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, sesuai dengan karakteristik budaya siswa-siswa yang ada di masyarakat Minangkabau, serta karakteristik mata pelajaran IPS-Sejarah, untuk lebih rincinya dapat dibaca pada uraian berikut ini :
  1. Eksplorasi, dalam kegiatan eksplorasi seorang guru sejarah, harus :
a.   Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip Alam Takambang Jadi Guru.
b.   Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar lain.
c.    Memfasilitasi terjadinya interaksi peserta didik, antara peserta didik dengan peserta didik lain, guru, lingkungan alam dan sumber belajar lainnya.
d.   Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,
e.   Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan pengetahuan sosial di lingkungan masyarakat sekitar sekolah dan lingkungan tempat tinggalnya, (Mendiknas, PP No.19, 2007).
  1. Alam Takambang Jadi Guru
Sesuai dengan falsafah masyarakat Minangkabau, alam terbuka untuk diteliti, dipelajari sehingga mendapatkan ilmu pengetahuan atau pelajaran dari alam itu sendiri dengan kegiatan guru sebagai berikut :



a.   ”Alam” pada diri manusia otak kecil dan otak besar yang disebut akal pikiran manusia itu sendiri, guru disini dituntut untuk mengembangkan potensi pikiran yang dibawa semenjak lahir, untuk membangun ide-ide baru dan gejala alam perkembangan sejarah manusia dan melatih pikiran untuk menerima masukan-masukan hal-hal yang positif di alam untuk pengembangan potensi diri, sehingga membentuk generasi muda yang aktif dan bijaksana.
b.   ”Takambang”, yaitu terbuka secara lebar, jadi alam diciptakan Allah terbuka secara transparan untuk dijadikan sumber proses pembelajaran yang siap dipelajari kapan saja dan dimana saja, guru memfasilitasi peserta didik dengan tugas-tugas untuk diselesaikan melalui praktek alam (ligkungan masyarakat sekolah, dan lingkungan di mana mereka berada).
c.    ”Jadi Guru”, alam disiapkan oleh Allah untuk manusia sebagai sumber belajar atau guru yang akan ditiru, dan ditauladani, dalam hal ini guru membimbing siswa-siswa untuk menemukan data-data dan fakta-fakta sejarah dalam alam masyarakat sekitarnya, sehingga menemukan suatu konsep sejarah untuk membentuk kepribadian yang arif dan bijaksana serta mampu hidup di alam yang berobah setiap saat.
Jadi implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru ini, peserta didik belajar merumuskan serta menemukan data-data dan fakta-fakta yang membangun konsep sejarah dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan, serta memberikan respon terhadap ransangan yang membangkitkan situasi problematik sejarah, dan sekaligus dapat mempergunakan berbagai konsep yang telah dikuasai secara individu untuk hidup dengan baik di alam yang selalu berubah.


B.   Gambaran Strategi Implementasi Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru
Strategi implementasi metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru pada pokoknya :
1.    Mengklasifikasikan alam tentang sumber masalah, kesulitan yang menimbulkan berbagai pertanyaan dan mengidentifikasikan aspek yang mungkin dipecahkan dengan menggunakan konsep sejarah yang diketahuinya sebagai pegangan;
2.    Keterbukaan untuk menemukan dan menunjukkan masalah-masalah sebagai syarat untuk dipelajari dengan terbuka;
3.    Merumuskan hipotesis sebagai menduga bagaimana kiranya jawabannya, agara masalah-masalah dapat dipecahkan dengan benar;
4.    Mengambil kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan;
5.    Membuktikan keberannya didalam perbuatan dan kelakuan;
6.    Mengevaluasi kembali proses dilapangan dan alam pikiran.
Belajar sejarah diperlukan berfikir ilmiah, berfikir ilmiah bukanlah berusaha membenarkan diri sendiri, kelompok, suku, agama dan etnis, melainkan secara objektif mencari kebenarannya sekalipun harus menyampaikan hipotesis kita semula, bila tidak benar bersifat objektif memang sangat sukar, karena itu dipengaruhi prasangka dan sikap yang objektif. Dengan demikian proses belajar mengajar yang hanya mungkin dapat berlangsung kalau proses-proses belajar fundamental lainnya telah dimiliki dan dikuasai menurut kondisi lain yang diperlukan adalah bahwa peserta didik hendak diberikan :
  1. Stimulus dapat menimbulkan situasi bermasalah dalam peserta didik dengan lingkungan alamnya.
  2. Kesempatan untuk memilih dan berlatih menemukan alternatif pemecahan masalah yang ada dilingkungannya.
  3. Kesempatan untuk berlatih dan mengalami sendiri (terlibat secara emosional) melaksanakan pemecahan masalah dan pembuktiannya.
Gambaran proses eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, guru memperlakukan peserta didik dengan cara-cara sebagai berikut :
  1. Melibatkan peserta didik secara utuh baik secara individu, kelompok atau klasikal untuk mencari dan mencatat tentang topik/tema atau materi dilingkungan sekolah dan masyarakat tempat tinggalnya dengan satu prinsip Alam Takambang Jadi Guru atau alam sebagai sumber belajar.
  2. Memfasilitasi terjadinya interaksi multi arah (murid dengan murid, murid dengan guru, murid dengan tokoh-tokoh masyarakat) untuk menemukan materi-materi yang dibutuhkan sesuai dengan tema/topik yang dipelajari.
  3. Melibatkan peserta didik secara aktif untuk mengumpulkan data-data, dan fakta-fakta yang sesuai dengan materi dilingkungan masyarakat yang dituntun dengan pertanyaan-pertanyaan, atau LKS yang dijawab melalui data Alam Takambang Jadi Guru.
  4. Membimbing peserta didik untuk menemukan data-data yang dibutuhkan sesuai materi atau praktik labor Alam Takambang Jadi Guru.  

C.   Pengaruh Implementasi Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru
Dengan proses implementasi eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru memegang peranan penting dalam usaha menumbuh kembangkan kemampuan peserta didik dalam mengumpulkan data-data dan fakta-fakta sejarah yang ada dalam alam masyarakat, dan dapat menciptakan pembelajaran sejarah yang fleksibel, disisi lain dapat menolong peserta didik untuk melihat hubungan antara fakta sejarah yang terjadi dilingkungan alam yang mereka alami setiap saat.
          Metode ini juga berpengaruh untuk mengetahui secara tuntas mengenai daya tarik siswa terhadap materi pelajaran sejarah yang sedang dipelajari atau yang akan dipelajari, karena sesuai dengan lingkungan yang terjadi di alam. Dengan struktur ini kegiatan yang melibatkan peserta didik berfikir dan bekerja. Hal ini akan mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, untuk dapat mengetahui konsep-konsep sejarah, sedangkan disisi lain peserta didik dibekali dengan keterampilan berinteraksi sosial yang baik dengan alam masyarakat.
          Lebih lanjutnya peserta didik akan terbiasa dengan hal-hal sebagai berikut :
1.    Interaksi yang baik dalam berkomunikasi dengan sesama teman, tokoh-tokoh masyarakat.
2.    Terampil dalam mengumpulkan materi-materi yang sesuai dengan topik yang dipelajari.
3.    Terampil mewawancarai tokoh-tokoh yang memungkinkan.
4.    Terampil mencatat materi secara sistematis sesuai dengan urutan tugas yang diberikan.
5.    Terampil bermusyawarah dan berdiskusi
6.    Pada akhirnya akan terwujudnya generasi yang kreatif, aktif dan bijaksana dalam situasi apapun.













BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian
          Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di SMP Negeri 29 Padang pada kelas VII.1 (Tujuh Satu) Semester II (dua) Tahun Pelajaran 2008/2009, dengan jumlah siswa 40 orang yang terdiri dari 22 orang perempuan dan 18 orang laki-laki. Kelas ini merupakan kelas yang sangat heterogen, diterima melalui PSB On-Line Tahun Pelajaran 2008/2009, dan juga prestasi belajarnya rendah.
          Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yaitu tindakan reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu yang dilakukan oleh pengajar sendiri, untuk memperbaiki pengajaran dengan cara melakukan perubahan-perubahan dan mempelajari akibat-akibat dari perubahan itu (Alex Maryunis, 2003). Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada kelas yang langsung peneliti terlibat di dalamnya atau kelas yang penulis ajar, yang bertujuan bukan hanya berusaha mengungkap masalah pembelajaran yang dihadapi dan tindakan-tindakan sebagai solusi untuk mengatasinya, tetapi juga untuk melibatkan pengajar sendiri secara aktif dalam mengembangkan pendidikan pembelajaran.

B. Siklus Penelitian
          Penelitian dilakukan melalui empat langkah dalam setiap siklus penelitian yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan (observasi) dan refleksi (reflection) serta indikator kerja. Siklus kedua dilakukan mengacu kepada siklus sebelumnya, dan akan dilanjutkan pada siklus ketiga yaitu apabila kedua belum mendapatkan hasil yang diharapkan atau belum optimal.
          Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai peneliti utama sekaligus pengumpul data melalui observasi kelas yang dilakukan dan juga dibantu oleh beberapa instrumen berupa kuisioner untuk studi awal, panduan observasi dalam bentuk daftar ceklist untuk mengamati keterlaksanaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru serta kegiatan siswa dalam bentuk aktivitas berupa mengeluarkan pendapat, memberikan saran ataupun memberikan sanggahannya terhadap sesuatu permasalahan nantinya.
          Indikator yang akan diteliti dan dipelajari dalam penelitian ini adalah keterlaksanaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dan aktivitas siswa dalam mengeluarkan pendapat, saran ataupun sanggahan dalam proses pembelajaran IPS-Sejarah. Adapun indikator terhadap variabel-variabel yang akan dinilai/diteliti berdasarkan indikator yang ditetapkan sebagai berikut :
  1. Indikator Implementasi Pengaruh Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru
Pengaruh implementasi metode Alam Takambang Jadi Guru dalam pembelajaran IPS-Sejarah ditinjau dari penerapan atau implementasi skenario pembelajaran yang direncanakan dengan kategori sebagai berikut:
a.   Tinggi, bila Peneliti dapat berperan sebagai fasilitator dan komponen-komponen implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru muncul secara nyata dan jelas.
b.   Sedang, bila Peneliti dapat berperan sebagai fasilitator dan komponen-komponen yang dibutuhkan tidak seluruhnya muncul secara nyata dan jelas.
c.    Rendah, bila Peneliti masih mendominasi proses pembelajaran.




  1. Indikator Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Aktivitas siswa dikategorikan kepada :
a.   Tinggi, bila ada siswa atau sebagian siswa mengeluarkan pendapat, saran dan sanggahannya tanpa diminta oleh guru terlebih dahulu atau dengan artian secara spontan.
b.   Sedang, bila ada siswa atau sebagian siswa mengeluarkan pendapat, saran atau sanggahan jika diminta oleh guru terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak spontanitas.
c.    Rendah, bila ada siswa atau sebagian siswa mengeluarkan pendapat, saran atau sanggahannya jika selalu diminta oleh guru terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak spontanitas baru mampu untuk berbicara.
Pada akhir Siklus pertama, hasilnya dianalisis. Analisis ini dilakukan baik berupa keberhasilan dan kegagalan yang ditemui di lapangan dan selama PBM. Hasil analisis masalah yang ditemui pada Siklus I sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan siklus berikutnya. Artinya masalah yang muncul pada Siklus I maka dilakukan pemecahannya pada siklus berikutnya.
Setelah proses pembelajaran berlangsung dan selesai dilaksanakan maka kondisi akhir yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini, dan dilaksanakan pada pertimbangan rata-rata nilai ulangan harian dengan indikator KKM adalah 6,5.

C. Prosedur Penelitian
          Pada Siklus I, siswa secara berkelompok ditugaskan untuk mengumpulkan data-data tentang penyebaran agama Islam disekitar tempat tinggalnya berdasarkan pengalaman keseharian yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari. Pada Siklus II, siswa secara kelompok ditugaskan lagi mencari/mengumpulkan data-data tentang penyebaran agama Islam disekitar lingkungan siswa yang dipandu dan diberikan contoh-contoh oleh guru pembimbing, sedangkan untuk Siklus III, siswa ditugaskan lagi untuk mengumpulkan data lapangan (dialam terbuka) tentang cara-cara penyebaran agama Islam dan pengaruhnya, yang dipandu oleh guru dengan format isian yang jelas, yang akan dilengkapi secara kelompok oleh siswa.
          Pada setiap langkah dalam siklus terdiri dari tahapan perencanaan pelaksanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya memaknai pembelajaran yang berorientasi pada pendekatan eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dapat dilihat prosedur dan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

1. Tahap Perencanaan
          Tahap perencanaan dimulai dengan menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan berpedoman pada kurikulum KTSP dan kegiatan inti yang berorientasi pada pendekatan eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru. Kecakapan yang akan terjadi meliputi aktivitas siswa melalui kemampuan individu siswa dalam merumuskan konsep, fakta dan data-data sejarah di tengah-tengah masyarakat, sedangkan kecakapan kelompok dalam menyikapi data lapangan serta membuat kesimpulan, dan kemampuan individual serta kelompok dalam proses pembelajaran berlangsung. Tahap berikutnya menyusun instrumen observasi terstruktur, serta menyiapkan pedoman respon siswa yang diberikan setiap selesai proses belajar dan diberikan secara acak kepada 20 orang siswa dari 40 orang siswa.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
        Melakukan observasi awal atau studi awal tentang aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran IPS-Sejarah.
        Melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Program Pembelajaran (RPP) dengan rinciannya sebagai berikut : Pembukaan, Kegiatan Inti, dan Penutup.
Bagian pembukaan mencakup pra PBM, menyiapkan alat peraga/media, mengucapkan salam, mengabsen siswa, menyampaikan tujuan yang akan di capai, observasi dan pretest. Sedangkan bagian inti mencakup pengetahuan awal siswa melalui pertanyaan-pertanyaan atau tagihan-tagihan terhadap tugas yang diberikan untuk dikerjakan. Membagi siswa menjadi 10 kelompok, tiap-tiap kelompok beranggotakan 4 orang, memberikan topik/tugas yang akan dicari dalam lingkungan masyarakat, meberikan arahan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dikerjakan, tiap kelompok mencari jawaban atau memecahkan masalah-masalah melalui lingkungan (Alam Takambang Jadi Guru), dan akhirnya membuat laporan tugas, serta mempresentasikan di dalam kelas (berdiskusi) sampai tujuan pembelajaran tercapai.
Bagian Penutup pembelajaran mencakup, membimbing siswa membuat kesimpulan pelajaran, memberika kesempatan pada siswa untuk merefleksikan proses pembelajaran, serta mengadakan evaluasi dan menyebarkan pedoman responden siswa secara acak serta tindak lanjut.

3. Tahap Observasi
          Dilakukan dalam upaya pengumpulan data yang dilakukan bersama dengan proses pembelajaran oleh Peneliti, atau Pelaku Tindakan (Guru). Metode observasi menggunakan desain observasi terstruktur meliputi ; mengamati peningkatan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran (belajar) yaitu aktivitas penyelesaian tugas-tugas, atau pemecahan masalah, mebuat laporan tugas, serta aktivitas dalam diskusi kelompok disaat proses berangsung.

4. Tahap Analisis dan Refleksi
          Dilakukan setelah data terkumpul, baik data kuantitatif maupun data kualitatif yang diperoleh dengan jalan mendiskripsikan, menggambarkan dan memakai data. Proses akhir analisisnya meliputi ; reduksi data, tabulasi data, penafsiran data, serta penarikan kesimpulan, pelaksanaan refleksi dilakukan oleh pelaku tindakan, dan peserta didik secara bersama-sama. Hasil refleksi dibuat sebagai bahan/pedoman untuk persiapan pelaksanaan pembelajaran berikutnya.

5. Tahap Perencanaan Ulang (Re-Plan)
          Mengkaji ulang pembelajaran yang sudah dilakukan melalui hasil pengamatan (observasi) dan merevisi kembali pelaksanaan yang telah dilakukan pada tingkatan (siklus) pertama dan seterusnya, langkah berikutnya adalah menyusun tindakan baru sebagai revisi atau perbaikan dari tindakan yang telah dilakukan pada tingkatan (siklus) pertama.

D. Metode Pengumpulan Data
          Untuk menilai keterlaksanaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar digunakan beberapa instrumen atau alat pengumpulan data, lembaran observer, hasil kerja lapangan siswa, tes awal dan akhir.

E. Cara Pengambilan Kesimpulan
          Kesimpulan diambil setelah membandingkan keberhasilan siswa secara klasikal pada Siklus I, II, dan III.








BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Studi Awal
          Situasi awal pembelajaran dengan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru di kelas VII.1 SMP Negeri 29 Padang pada mata pelajaran IPS-Sejarah pada Standar Kompetensi ”MENGURAIKAN PERKEMBANGAN SEJARAH BANGSA INDONESIA PADA MASA ISLAM SAMPAI ABAD KE 18” dengan Kompetensi Dasar ”Kemampuan Menguraikan Proses Perkembangan Agama, Kebudayaan, dan Kerajaan-Kerajaan yang Bercorak Islam di Indonesia Serta Menghargai Peninggalan-Peninggalan Sejarah”, Peneliti melakukan studi awal pada tanggal 5 Januari 2009 dilokal VII.1.
          Awal kegiatan dilakukan dengan berkomunikasi dikelas seperti mengucapkan sallam, karena jam pelajaran pertama seluruh siswa dan guru berdoa yang dipimpin oleh ketua kelas untuk memulai pelajaran. Kegiatan pembukaan pelajaran dimulai dengan melakukan appersepsi, seperti memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing motivasi dan pertanyaan materi yang lalu, serta memperkenalkan atau memberi tahu topik/materi yang akan dipelajari pada jam yang bersangkutan.
          Kegiatan inti proses belajar mengajar dimulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan lisan kepada siswa, ternyata siswa banyak diam, dan takut untuk mengangkat tangan, serta banyak yang cemas kalau-kalau guru menunjukkan siswa untuk menjawab pertanyaan, disini kelihatan siswa tidak aktif dan tidak enjoy (enak), tidak menyenangkan bahkan menakutkan, apalagi kalau-kalau pertanyaan dihubungkan dengan lingkungan tempat tinggalnya siswa tersebut bertambah bingung. Ada juga yang berusaha untuk mencari jawaban dan mencatat informasi, namun jumlahnya sangat sedikit. Disini belum ada aktivitas yang menonjol dari siswa, kondisi kelas lebih banyak diam, menakutkan dan menegangkan atau kondisi kelas masih bergaya konvensional.
          Peneliti memberikan kuisioner pada siswa setelah selesai proses pembelajaran yang merupakan bagian dari studi awal terhadap kondisi pembelajaran dan menghasilkan data seperti terlihat pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.
Sebaran Jawaban Siswa Tentang Kondisi Proses Pembelajaran Berlangsung
NO
KEGIATAN
PILIHAN JAWABAN
MNYGKN
MBSKAN
RAGU
F
%
F
%
F
%
1
2
3
4
5
Metode yang dipakai guru
Memberikan kesempataan pada siswa utk bertanya
Memberikan kesempatan pada siswa utk menjawab
Pertanyaan pada guru
Pertanyaan pada teman
15
35
38
2
0
37,5
87,5
95
5
0
25
2
0
28
32
62,5
5
0
70
80
10
3
2
10
8
25
7,5
5
25
11
Sumber : Pengolahan data primer Januari 2009
          Dari data sebaran jawaban siswa tentang kondisi proses belajar mengajar selama 2 jam pelajaran (2x40 menit). Terlihat tentang metode yang dipakai peneliti/guru, ternyata dari 40 orang siswa, yang menyenangkan 15 orang atau 37,5 %, yang membosankan dari 40 orang siswa sebanyak 25 orang atau 62,5 %, sedangkan yang ragu-ragu yaitu tidak bosan dan tidak pula menyenangkan dari 40 orang siswa, 10 orang atau 25 %.
          Disini kelihatan sekali bahwa metode yang dipakai oleh guru ternyata banyak yang membosankan siswa, sebab metode yang dipakai tidak menyenangkan siswa untuk belajar bahkan menjadikan siswa takut menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru, dan apalagi untuk bertanya kepada guru dan teman-temannya. Hal ini terlihat dalam persebaran jawaban siswa ternyata dari 40 orang siswa yang mau bertanya pada guru hanya 2 orang yaitu 5 %, dan sebanyak 28 orang atau 70 % siswa bosan untuk bertanya pada guru, dan ternyata 0 % untuk tidak bertanya pada teman, sedangkan guru sudah membuka peluang besar-besar untuk siswa mau bertanya pada guru dan temannya.
          Jadi kegiatan atau aktivitas proses pembelajaran IPS-Sejarah dilakukan dalam aktivitas rendah atau kurang, seperti aktivitas bertanya, menjawab pertanyaan guru dan mengajukan pertanyaan pada siswa lain.
          Pada studi awal juga dilihat gambaran keterlaksanaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru seperti data pada tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2.
Sebaran Jawaban Gambaran Keterlaksanaan
Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru Oleh Observer
NO
KEGIATAN
PILIHAN JAWABAN
AMAT BAIK
BAIK
CUKUP
KURANG
F
%
F
%
F
%
F
%
1

2

3

4
5
Keterlibatan peserta didik mencari informasi di alam terbuka
Menggunakan sumber belajar yang beragam
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa
Kegiatan siswa dalam berbagai aktivitas
Keterlibatan siswa melakukan percobaan dialam terbuka atau menemukan data
0

2

10

2
0
0

5

25

5
0
0

2

15

2
0
0

5

37,5

5
0
2

10

10

15
0
5

25

25

7,5
0
38

26

5

21
40
95

65

12,5

52,5
100
Sumber : Pengolahan Data Januari 2009
          Dari data sebaran jawaban gambaran keterlaksanaan metode Alam Takambang Jadi Guru pada studi awal dapat diketahui dari berbagai aspek metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru bahwa keterlibatan siswa atau peserta didik mencari informasi atau materi dengan prinsip Alam Takambang Jadi Guru pada studi awal kelihatan dari 40 orang siswa ternyata belum ada satupun yang mampu memperoleh informasi atau sumber belajar dari alam dengan amat baik atau baik, sedangkan 2 orang atau 5 % baru dalam kondisi cukup atau hanya dengan mengingat kejadian-kejadian yang ada disekitarnya, dengan artian 38 orang atau sebanyak 95 % siswa belum mampu mencari atau memperdalam materi melalui Alam Takambang Jadi Guru.
          Dari data yang dihimpun oleh pengamat atau observer dapat juga diketahui dari 40 orang siswa yang mempergunakan sumber belajar yang beragam ternyata hanya 2 orang yang amat baik, dan 2 orang pula yang baik dengan porsentase baru 8 %, sedangkan untuk indikator cukup baru mencapai 10 orang dari 40 orang siswa atau dengan porsentase 25 %, sedangkan sebanyak 26 orang siswa atau 65  lagi memperoleh sumbe belajar dari satu sumber yaitu guru disekolah.
          Dalam interaksi proses pembelajaran juga terlihat interaksi antar siswa sangat minim atau rendah sekali yaitu dari 40 orang siswa hanya 10 orang saja atau 25 % yang baru berinteraksi amat baik, dan 25 orang lagi baik, dan 5 orang lagi terjadi kevakuman interaksi antar siswa.
          Pada saat proses pembelajaran berlangsung kelihatan kegiatan siswa dalam berbagai aktivitas seperti, bertanya, menjawab pertanyaan,mengerjakan tugas baik secara individu atau kelompok juga sangat rendah yaitu 2 orang siswa saja dari 40 orang siswa, sementara sebanyak 15 orang atau 37,5 % siswa dalam indikator cukup. Sedangkan kurang bahkan tidak ada sama sekali yaitu sebanyak 21 orang atau 12,5 %, sedangkan kemampuan siswa untuk melakukan percobaan di alam, atau mencari dan menemukan materi di Alam Takambang Jadi Guru dari data observer kelihatan belum ada satu orang siswa pun yang mampu mencari informasi di alam untuk memecahkan permasalahan.
          Dari data yang didapat pada situasi awal atau pendahuluan yang diambil melalui penyebaran instrumen memperlihatkan kecenderungan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan secara konvensional atau masih terpusat pada guru, dimana dominasi guru masih besar sekali, sehingga dalam proses pembelajaran belum memperlihatkan aktivitas siswa yang optimal, karena siswa belum terbiasa untuk beraktivitas dalam proses pembelajaran walaupun pembelajaran sudah melibatkan  berbagai sumber belajar, baik alam maupun buku dan berkelompok sudah dilaksanakan tetapi aktivitas siswa hanya sekedar untuk memenuhi kewajiban atau hal-hal yang ditugaskan guru kepadanya.

B. Pelaksanaan  Siklus I (Pertama)
          Kegiatan siklus I ini dilakukan dalam proses pembelajaran IPS-Sejarah. Dengan Kompetensi Dasar ”Kemampuan Menguraikan Proses Perkembangan Agama, Kebudayaan dan Kerajaan-kerajaan yang Bercorak Islam di Indonesia serta Menghargai Peninggalan Sejarah” pada tanggal 13 Januari 2009 di kelas VII.1 SMP Negeri 29 Padang. Materi ini sangat cocok dilakukan dengan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, dimana pembelajaran dilakukan secara berkelompok-kelompok kecil yaitu dengan anggota 4 orang perkelompok. Dalam kegiatan kelompok masing-masing siswa diharapkan dapat menemukan, mengidentifikasikan, mengklasifikasikan, menafsirkan, mengkomunikasikan dan membuat kesimpulan materi sesuai dengan indikator yang telah ditentukan dari berbagai sumber yang ditemukan di alam. Peran kreativitas an keaktifan siswa menjadi fokus atau sasaran utama dari kegiatan pembelajaran ini.
  1. Perencanaan Proses Pembelajaran
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan , salah satu standar yang harus dilaksanakan adalah standar proses, yaitu standar nasional yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran di kelas.
Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Pada perencanaan proses pembelajaran ini Peneliti membuat silabus sebagai acuan pengembangan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berdasarkan standar isi, dan standar kompetensi lulusan. Dari sini Peneliti menyusun RPP yang merupakan gambaran dari hasil silabus sehingga kegiatan proses pembelajaran dengan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru terarah, terencana secara sistematis dan aktual. Untuk RPP terlampir pada lampiran 1.
  1. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
a.   Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam satuan pertemuan pembelajaran yang bertujuan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk terlibat secara aktif dan aktual dalam proses pembelajaran.
b.   Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, awal pembelajaran dengan menggunakan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru siswa sudah diarahkan dan dipandu agar melakukan aktivitas sesuai dengan jalur dan langkah-langkah yang disusun pada RPP yaitu duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya masing-masing.
Setelah duduk sesuai dengan kelompoknya masing-masing kelompok melaporkan hasil kerjanya tentang materi-materi yang dicapai melalui sumber Alam Takambang Jadi Guru, dengan materi Proses Penyebaran Agama Islam di Indonesia. Cara-cara Pengembangan Agama Islam di Indonesia serta Bukti-bukti Peninggalan Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah.
Kemudian siswa melanjutkan kerja kelompok untuk mengklasifikasikan hasil temuan yang didapat melalui tokoh masyarakat, tokoh agama, adat dan sumber lainnya, tentang :
-    Proses Penyebaran Agama Islam di Indonesia
-    Proses Pengembangan Islam ditempat lingkungannya.
-    Cara-cara pengembangan Islam dilingkungannya
-    Hasil-hasil peninggalan buday Islam dilingkungan alamnya.
-    Hasil-hasil peninggalan sejarah Islam di sekitar lingkungan siswa.
Waktu kegiatan inti, proses pembelajaran diisi dengan kegiatan diskusi kelompok (kelompok kecil) yang sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan hasil kerja kelompok. Disini kita membutuhkan kelompok dengan alasan : (1). Bagi siswa yang berdaya tangkap lambat dapat belajar lebih baik dengan bantuan siswa yang cepat menangkap pelajaran. (2). Bagi siswa yang berdaya tangkap cepat dapat memperdalam pemahaman dengan memberi penjelasan atas suatu objek pada siswa yang lambat. (3). Bagi seluruh siswa dapat menyelesaikan permasalahan dengan mendengarkan dan memanfaatkan pemikiran dan gagasan siswa lain. (4). Dan bagi seluruh siswa dapat membangun hubungan yang lebih baik dengan satu sama lain.
Tipe pengaturan tempat duduk dalam diskusi kelompok terlihat seperti gambar di bawah ini :
Gambar 1.
Pengaturan Tempat Duduk Kelompok Diskusi















              Adapun keuntungan memilih tipe tempat duduk berbentuk ”U” adalah: (1). Guru dapat memonitor aktivitas siswa beserta ekspresi wajah mereka, (2). Guru dapat memonitor aktivitas siswa dengan berbagai aktivitas yang dilakukan, (3). Siswa yang duduk dibaris belakang dapat terpantau oleh guru dan siswa lain, (4). Siswa dapat dengan mudah berganti posisi kepengaturan kelompok, (5). Siswa dapat dengan mudah berdiskusi dengan siswa lain.
                   Namun disamping keuntungan juga ada kelemahan atau kekurangannya seperti : siswa yang duduk dibaris samping mendapatkan kesulitan melihat papan tulis, namun Peneliti atau guru tetap mencarikan solusinya agar siswa belajar dengan baik.
                   Dalam kegiatan kelompok siswa berdiskusi mengklasifikasi dan mengidentifikasi materi-materi yang didapat melalui sumber belajar alam terbuka, tentang : (1). Cara-cara yang dilakukan masyarakat dalam pengembangan Agama Islam, (2). Peninggalan-peninggalan Kebudayaan Islam dilingkungannya, (3). Peninggalan-peninggalan Sejarah yang dicari disekitar lingkungan tempat tinggalnya.
                   Hasil kerja kelompok ini dipresentasikan oleh setiap kelompoknya didepan teman-temannya, dan kelompok yang lain diminta untuk menanggapinya berdasarkan hasil catatan-catatan kesepakatan kelompoknya.
                   Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada saat proses pembelajaran oleh observer, menunjukkan bahwa hanya sekitar 10 orang siswa atau 25 % dari seluruh siswa secara langsung menanggapi hasil kerja kelompok yang dipresentasikan. Artinya hanya ada satu orang saja yang memberikan tanggapan pada setiap kelompok yang ada. Tanggapan dari setiap anggota kelompok belum terlihat atau terjadi seperti yang diharapkan, artinya tanggapan-tanggapan yang muncul atau yang diberikan belum merupakan hasil atau kesepakatn kelompok, tetapi hanya merupakan pendapat pribadi saja dan keadaan ini sempat dominan sekali dilakukan oleh beberapa siswa, dan siswa tersebut sebenarnya termasuk pada golongan atau siswa yang mampu/pintar di kelasnya.
                   Dalam pemberian tanggapan terhadap hasil kerja kelompok yang tampil, terlihat bahwa siswa belum dapat menerapkan dan menyimpulkan materi diskusinya sesuai dengan konsep-konsep materi yang ada dalam mengklasifikasikan, dan mengidentifikasi proses penyebaran Agama Islam di Indonesia, Cara-cara Pengembangan Agama Islam di lingkungannya, serta Peninggalan Budaya dan Sejarah yang bercorak Islam disekitar lingkungan siswa. Mereka atau siswa lebih cenderung untuk mengeluarkan pendapatnya, hanya sesuai dengan hal-hal apa yang mereka ketahui saja, bukan berdasarkan pada konsep materi yang ada atau dengan kata lain para siswa mengeluarkan pendapatnya baik menanggapi ataupun bertanya hanya lebih bersifat umum dan belum terfokus pada materi pembelajaran.
                   Dengan memperhatikan pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran yang dilalui oleh siswa, belum terlihat lagi pelaksanaan eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru secara nyata. Kegiatan pembelajaran secara berkelompok ada dilaksanakan tapi hanya sedikit sekali siswa beraktivitas sesuai dengan materi pembelajaran walaupun mereka sudah duduk dalam kelompok masing-masing. Artinya dalam kelompok diskusi yang sudah ada (10 kelompok) diskusi tidak semua siswa yang terlibat secara langsung dan masih ada anggota kelompok atau siswa yang hanya duduk diam, santai, ngobrol bahkan beraktivitas lain, sehingga hasil diskusi mereka sama saja atau menyerahkan saja pada anggota lain dalam kelompokya.
c.    Penutup
Pada setiap kegiatan proses pembelajaran mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dilakukan dalam bentuk-bentuk membuat rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik dan tindak lanjut. Disini dapat juga dilaporkan bahwa pelaksanaan siklus pertama berlangsung dari tanggal 9 – 30 Januari 2009.
Setelah merefleksi kegiatan pada siklus I (pertama) ada beberapa hal yang perlu menjadi catatan atau diperbaiki pada siklus berikutnya (Siklus ke II) dengan tujuan agar aktivitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dapat mereka lakukan secara optimal, yaitu :
1.    Pemberian instruksi dalam melakukan diskusi kelompok harus jelas langkah-langkahnya termasuk waktu penyelesaiannya hasil kerja kelompok.
2.    Dalam menyampaikan atau menyajikan materi pembelajaran harus jelas langkah-langkahnya.
3.    Dalam pemberian tugas kelompok, topik atau masalah yang akan dicari atau diselesaikan oleh siswa dalamkelompoknya hendaklah diberikan topik yang berbeda untuk setiap kelompok, setidak-tidaknya kalau ingin sama, satu masalah dua kelompok, gunanya untuk pembanding saja.
4.    Guru perlu lebih dekat secara emosional pada siswa dalam menyelesaikan tugas kelompoknya.

C. Pelaksanaan Siklus II (ke dua)
          Sesuai dengan program semester, pembelajaran yang disusun berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) IPS-Sejarah, materi pembelajaran yang harus diberikan pada bulan Januari 2009, tentang proses perkembangan Agama, Kebudayaan, dan Kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia. Materi pelajaran ini merupakan materi yang sangat sesuai sekali dilaksanakan dengan menggunakan matode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dan pemecahan masalahnya atau pembahasan ada dan dapat ditemukan disekeliling lingkungan kehidupan peserta didik (siswa).
          Berdasarkan refleksi Siklus I (pertama), untuk lebih mengoptimalkan penggunaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, dalam upaya untuk peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terdapat beberapa unsur kegiatan yang akan dilakukan pada Siklus II ini, unsur-unsur kegiatan tersebut dirumuskan sebagai berikut :
1.    Apakah pemberian topik/masalah yang akan dicari datanya/dipecahkan masalahnya dilingkungan peserta didik jelas ruang lingkupnya dan dapat mengaktifkan peserta didik.
2.    Apakah pemberian intruksi atau perintah dalam melakukan diskusi kelompok harus jelas langkah-langkahnya. Termasuk waktu penyelesaian hasil kerja kelompoknya dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
3.    Apakah dalam memberikan atau menyajikan materi pembelajaran harus jelas langkah-langkah apa yang akan dilakukan oleh guru dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran.
4.    Apakah dalam pemberian tugas kelompok, topik atau masalah yang akan dipecahkan oleh siswa dalam kelompoknya hendaklah diberikan topik yang berbeda untuk setiap kelompok yang ada dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
5.    Apakah guru perlu lebih dekat secara emosional pada siswa dalam menyelesaikan tugas kelompoknya dan dapat meningkatkan aktivitas dan kenyamanan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pada Siklus II ini kegiatan proses pembelajaran dimulai dengan pendahuluan, untuk membangkitkan motivasi dan fokus pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan, dan siswa diatur secara kelompok dan didesain duduk berkelompok seperti gambar berikut ini :

Gambar 2.
Pengaturan Tempat Duduk


Text Box: Papan Tulis
 



☺☺
 
☺☺
 
 


 






















          Belajar berkelompok seperti ini dimaksudkan untuk :
  1. Siswa dapat belajar menggunakan materi pembelajaran kongkrit hanya tersedia untuk kegiatan bersama dengan melakukan pengumpulan data dari berbagai sumber alam terbuka.
  2. Siswa belajar dari berbagai gagasan dan sudut pandang siswa lain.
  3. Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran dapat meminta bantuan anggota kelompoknya atau kelompok lain.
Setelah pembentukan tempat duduk siap dilaksanakan, peserta didik diberi tugas untuk mengklasifikasi, mengidentifikasi, dan menafsikan data yang dikumpulkan melalui beragam sumber belajar yang dikumpulkan di alam terbuka. Hal ini mereka kerjakan secara bersama-sama sesuai dengan fokus permasalahan masing-masing dalam kelompok, tetapi secara klasikal topiknya hanya satu, yaitu membahas proses perkembangan Agama, Kebudayaan, Sejarah dan Kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia.
Proses kerja kelompok untuk menyelesaikan topik atau masalah yang didiskusikan dapat berlangsung dalam setiap kelompok, walaupun aktivitasnya yang nampak berbeda-beda. Kelompok yang ditempati oleh peserta didik yang dikategorikan pandai dapat berjalan dengan baik walaupun belum seluruh anggotanya untuk beraktivitas atau berpartisipasi aktif atau sebagian anggota lain hanya lebih terfokus pada mendengar dan memperhatikan penjelasan-penjelasan yang diberikan teman-temannya. Sementara itu, pada kelompok lain yang ditempati oleh peserta didik yang dikategorikan menengah ke bawah, kegiatan kelompoknya dapat berjalan apabila guru hadir dan terlibat ke dalam kelompok tersebut dan memberikan penjelasan-penjelasan apa-apa yang akan dikerjakan.
Dalam kegiatan diskusi kelompok sudah ada yang memunculkan pertanyaan-pertanyaan dan tanggapan-tanggapan sesama peserta didik, interaksi antar peserta didik dengan peserta didik lainnya, juga sudah muncul pada beberapa kelompok. Aktivitas peserta didik dalam kelompok diskusinya secara umum sudah berorientasi kepada kegiatan proses pembelajaran. Dalam beberapa kelompok diskusi sudah terlihat peserta didik yang menjelaskan materi pembelajaran sesuai dengan topik diskusi yang mereka dapat dan diselingi oleh pertanyaan-pertanyaan, jawaban dan sanggahan-sanggahan dan upaya melengkapinya dari teman-temannya seperti bagan berikut :

Bagan 1.
Bagan Interaksi Antar Kelompok Dalam PBM

Individu Siswa

Kelompok                                                                                 Kelompok
Flowchart: Off-page Connector: GuruBelajar                                                                                      Belajar








 



Kelompok                                                                                 Kelompok
Belajar                                                                                      Belajar

          Untuk lebih jelasnya kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran dengan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dapat dilihat pada sebaran data-data di bawah ini.

Tabel 3.
Pengumpulan Materi Dari Berbagai Sumber
NO
KEGIATAN
PENGUMPULAN MATERI
TOKOH
MASYRKT
TOKOH
AGAMA
TOKOH
ADAT
ORANG
TUA
SUMBER
BACAAN
F
%
F
%
F
%
F
%
F
%
1
2
3

4
5
Proses pengembangan Islam
Cara-cara pengembangan Islam
Peninggalan budaya yang  bercorak Islam
Peninggalan sejarah Islam
Nilai-nilai Islam di masyarakat
0
5
12

12
5
0
12,5
30

30
12,5
20
30
20

20
30
50
75
50

50
75
5
1
2

1
1
12,5
2,5
5

2,5
2,5
3
2
1

1
2
7,5
5
2,5

2,5
5
12
2
5

6
2
30
5
12,5

15
5
Sumber : Pengolahan Data Primer Tahun 2009
         
Ternyata dari 10 kelompok yang ditugaskan untuk mengeksplorasi materi pelajaran dari berbagai sumber di alam terbuka, atau Alam Takambang Jadi Guru terlihat sekali bahwa siswa-siswa dalam kelompoknya sangat banyak mempergunakan sumber informasi materi yang didapat dilingkungan, atau Alam Takambang Jadi Guru.
Disini dapat dijelaskan siswa-siswa yang mengumpulkan materi melalui : (1). Tokoh Masyarakat, tentang cara-cara pengembangan Islam, sebanyak 5 orang dari 40 orang atau 12,5 %, tentang peninggalan sejarah sebanyak 12 orang dari 40 orang siswa atau 30 % dan mengenai peninggalan kebudayaan Islam dan nilai-nilai Islam di masyarakat masing-masing 12 orang dan 5 orang dari 40 orang siswa atau 30 % dan 12,5 %. (2). Melalui Tokoh Agama, ternyata dari 40 orang siswa yang ditugaskan untuk pengumpulan materi tentang proses penyebaran Islam sebanyak 20 orang ata 50 %, peninggalan budaya Islam 20 orang atau 50 %, dan cara-cara penyebaran Islam 30 orang atau 75 %, sedangkan untuk peninggalan sejarah Islam dan nilai-nilai Islam masing-masing 20 orang dan 30 orang atau 50 % dan 75 %. (3). Melalui Tokoh Adat dan Orang Tua juga tersebar dari siswa mengumpulkan materi pelajaran baik tentang proses penyebaran Islam, cara-cara pengembangan dan peninggalan kebudayaan, sejarah, nilai-nilai Islam dimasyarakat. (4). Melalui Sumber Bacaan, ternyata disamping siswa mengumpulkan materi melalui sumber-sumber terbuka, juga mengumpulkan materi melalui sumber bacaan, berupa buku sumber, referensi, majalah dan koran dengan persebaran datanya tentang proses pengembangan Islam 12 orang atau   30 %, cara-cara pengembangan Islam 2 orang atau 5 %, peninggalan budaya Islam dan sejarah masing-masing 12,5 % dan 15 %, dan begitu juga tentang nilai-nilai Islam sebanyak 2 orang dari 40 orang siswa atau 5 %.
          Dari data yang dikumpulkan peneliti/guru tentang metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru ternyata setiap individu siswa sudah terlibat secara aktif melibatkan diri mencari informasi yang luas dari luas dalam tentang materi-materi yang akan dipelajari secara klasikal dengan menerapkan prinsip Alam Takambang Jadi Guru dan belajar dari aneka sumber.
          Dalam kegiatan diskusi kelompok juga terlihat kreativitas siswa dalam sebaran jawaban selama proses pembelajaran berlangsung seperti tabel berikut.

Tabel 4.
Sebaran Aktivitas Siswa Dalam Diskusi
Disaat Proses Pembelajaran Berlangsung
NO
JENIS KEGIATAN
ABSOLUT
MAX. X=40
RELATIF
%
KET
1
2
3
4
5
6
Berinteraksi dengan teman 1 kelompok
Berinteraksi dengan teman kelompok lain
Memberikan pertanyaan
Memberikan tanggapan
Bertanya pada guru
Menjawab pertanyaan guru
35
30
22
15
10
25
87,5
75
55
32,5
25
65,5


          Dalam sebaran data yang dihimpun dalam pelaksanaan diskusi selama proses pembelajaran berlangsung dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Berinteraksi dengan teman sekelompok, dari hasil data yang dihimpun dari 40 orang siswa ternyata sebanyak 35 orang atau 87,5 % siswa telah mampu berinteraksi dengan teman-teman sekelompoknya dalam membicarakan materi-materi yang ditugaskan pada mereka sesuai dengan kelompok yang ada.
  2. Berinteraksi dengan teman kelompok lain, selama proses pembelajaran berlangsung dihimpun datanya, ternyata dari 40 orang siswa sebanyak 30 orang siswa atau 75 % sudah mampu berinteraksi dengan temannya pada kelompok lain, sedangkan 10 orang atau 25 % lagi ternyata sudah memahami dengan baik melalui penjelasan-penjelasan dari teman-teman dan guru.
  3. Dalam memberikan pertanyaan, dalam berlangsungnya proses pembelajaran ternyata dari data yang dikumpulkan baik melalui peneliti/guru, dari observasi kelihatan sekali bahwa pada setiap kelompok sudah mampu mengajukan pertanyaan. Terlihat dari 10 kelompok kecil ternyata rata-rata 2 orang mampu bertanya bahkan untuk kelompok 5 dan 8 masing-masingnya 3 orang yang mengajukan pertanyaan, dengan demikian kemampuan bertanya dengan baik dalam proses pembelajaran.
  4. Memberikan tanggapan, dalam memberikan tanggapan bari 10 kelompok ternyata setiap kelompok sudah mampu memberikan tanggapan, bahkan pada beberapa kelompok sudah muncul yang memberikan tanggapan sebanyak 2 dan 3 orang. Kalau waktu diperpanjang peneliti berkeyakinan sekali, bahwa setiap individual siswa mampu memberikan tanggapan baik yang berasal dari siswa sendiri atau temannya maupun dari guru yang memimpin proses pembelajaran. Untuk lebih jelasnya pengaruh metode Implementasi Alam Takambang Jadi Guru dan gambaran serta pengaruhnya dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini :
Tebal 5.
Gambaran Pelaksanaan Metode Eksplorasi
Alam Takambang Jadi Guru
NO
KEGIATAN
PILIHAN JAWABAN
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
F
%
F
%
F
%
F
%
1

2

3

4

5

Keterlibatan peserta didik dalam mencari informasi di alam
Menggunakan sumber belajar yang beragam
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa
Kegiatan Siswa dalam berbagai aktivitas
Keterlibatan siswa dalam melakukan percobaan di alam
2

10

10

10

2
5

25

25

25

5
10

15

20

15

10
25

37,5

50

37,5

25
15

10

6

10

15
37,5

25

15

25

37,5
13

5

4

5

13
32,5

12,5

10

12,5

32,5

Pada saat presentasi hasil kerja kelompok dilaksanakan masih terlihat adanya upaya-upaya untuk menghindar tampil sebagai penyaji atau presenter dari sebagian anggota kelompok diskusi. Akibatnya peserta didik yang tampil menjadi penyaji atau mempresentasikan hasil kerja kelompok diskusi mereka masih didominasi oleh peserta didik yang sudah terbiasa. Dalam kegiatan ini sebagian peserta didik masih belum memiliki keberanian untuk tampil, apakah menjadi penyaji, memberikan pertanyaan, jawaban atau mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
           Pada saat pengujian atau mempresentasikan hasil kerja kelompoknya memperlihatkan bahwa penguasaan peserta didik tentang konsep-konsep dalam materi pembelajaran yang dipecah atas beberapa topik diskusi sudah cukup baik yaitu 10 kelompok yang tampil ternyata 8 kelompok diantaranya ternyata konsep yang mereka hasilkan sudah dapat dikatakan benar, walaupun dari laporan kelompok mereka struktur kalimatnya berbeda-beda seperti tentang cara-cara penyebaran agama Islam disekitar kehidupannya dalam masyarakat.
          Perluasan terhadap materi pembelajaran atau konsep-konsep tentang proses penyebaran Islam dalam masyarakat yang sudah dimiliki oleh peserta didik dilakukan guru dengan memberikan penjelasan-penjelasan yang diiringi dengan adanya tanya jawab dengan seluruh peserta didik dalam kelas. Pada saat guru memberikan penjelasan materi pembelajaran yang dikaitkan dengan topik diskusi yang dipecahkan oleh peserta didik dalam kelompoknya dan dikaitkan dengan kehidupan nyata yang ada disekitar lingkungan alam mereka, ternyata menunjukkan bahwa ada sebanyak 20 orang (50 %) siswa dari jumlah peserta didik memberikan pertanyaan, tanggapan maupun jawaban dan berbagai komentar bermunculan sekalipun ada yang berbicara dalam bahasa Indonesia yang kurang baik atau bahasa daerah. Interaksi yang terjadi dalam pembelajaran antara guru dengan peserta didik dan antara peserta didik dengan peserta didik lainnya dapat berjalan walaupun guru masih mendominasinya. Sebagian besar peserta didik beraktivitas dalam bentuk memberi jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
          Dalam tahap atau kegiatan siklus ini peranan guru masih nampak dominannya melalui penjelasan dan ceramah yang bertujuan untuk memaparkan materi pembelajaran lebih luas. Pada akhir proses pembelajaran, guru melakukan kegiatan refleksi atau pemberian penguasaan dengan cara membuat kesimpulan materi pembelajaran. Pada awalnya guru meminta peserta didik untuk menyimpulkan materi pembelajarannya tetapi tidak berjalan dengan baik, akhirnya guru mengambil inisiatif/solusi untuk menyimpulkan materi pembelajaran bersama peserta didik. Dengan kondisi yang ditemukan dapat disimpulkan bahwa waktu yang dipakai oleh guru masih sangat banyak sehingga peserta didik lebih banyak diam dan mendengarkan saja sehingga keterlibatan guru yang seharusnya terjadi dalam kegiatan kelompok diskusi peserta didik ternyata beralih kepada keterlibatannya dikelas.
          Setelah melakukan refleksi terhadap kegiatan pada pada siklus ke II ini dapat diambil kesimpulan bahwa untuk mengoptimalkan penggunaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dan peningkatan aktivitas peserta didik akan lebih diupayakan lagi melalui :
  1. Mengurangi dominasi guru dengan cara penyusunan langkah-langkah kegiatan belajar kelompok secara tertulis yang diberikan kepada setiap peserta didik.
  2. Memberikan tugas lebih rinci kepada peserta didik sehingga setiap peserta didik dapat tugas yang tidak sama, tetapi saling berkait satu sama lainnya, kemudian hasilnya digabung menjadi hasil kerja kelompok nantinya.
  3. Kelompok diskusi yang nantinya dibentuk 10 kelompok dan topik yang diberikan berbeda.
  4. Pencarian data dan informasi materi tetap difokuskan pada eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru.
D. Pelaksanaan Siklus ke III (ketiga)
          Dengan berpedoman pada hasil refleksi terhadap kegiatan penelitian pada siklus ke II dan untuk meningkatkan penggunaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dalam pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas peserta didik, maka kegiatan difokuskan kepada :
  1. Apakah dengan mengurangi dominasi guru dengan cara penyusunan langkah-langkah kegiatan belajar kelompok secara tertulis yang diberikan kepada setiap peserta didik dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dan mengurangi dominasi informasi guru.
  2. Apakah dengan memberikan tugas lebih rinci kepada peserta didik sehingga setiap peserta didik dapat tugas yang tidak sama tetapi saling terkait satu sama lainnya mengaktifkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
  3. Apakah kelompok diskusi yang nantinya dibentuk 10 kelompok dan topik yang diberikan berbeda dapat mengaktifkan seluruh anggota kelompok dalam berdiskusi nantinya.
  4. Apakah dengan pencarian data dan informasi materi tetap fokus pada eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dapat mengkaitkan materi secara konstektual dan menanamkan nilai-nilai untuk hidup ditengah masyarakat.

Materi pembelajaran yang diberikan pada siklus ke III ini, yang dilaksanakan pada minggu pertama bulan Maret 2009 adalah kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia, tujuan pembelajaran adalah untuk materi ini adalah peserta didik dapat menguraikan proses perkembangan kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam di Indonesia.
          Sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang disusun pada siklus ke III ini, dengan pola seperti pada bagan berikut ini.

Bagan 2.
Pola Pembelajaran
Pola A :

PENUGASAN



Pola B :

EKSPLORASI



Pola C :

EKSPLORASI
DISKUSI



Pola D :

LATIHAN
DISKUSI
KESIMPULAN







          Pembelajaran bisa dilakukan seperti bagan diatas melalui penugasan kepada individu siswa di kelompoknya masing-masing, serta mengeksplorasi materi-materi yang berada di alam terbuka, dan berbagai sumber, kemudian melakukan diskusi kelompok secara klasikal dan guru menggiring siswa-siswa untuk mengambil kesimpulan pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan.
          Kegiatan pembelajaran pada siklus ke III ini diberikan perlakuan (tindakan) yang sudah ditetapkan sebagai hasil dari refleksi kegiatan pembelajaran pada siklus ke II, menunjukkan bahwa dalam pembentukan kelompok yang dilakukan telah dapat berlangsung dengan baik. Peserta didik sudah dapat membentuk kelompok dalam waktu yang relatif singkat, kemudian mereka duduk secara bersama dalam bentuk lingkaran secara tertib, dan mencoba memahami langkah-langkah kegiatan yang sudah disiapkan sebelumnya.
Gambar 3.
Room Table (Meja Bundar)
 














          Pada tahap kegiatan memahami langkah-langkah kerja terlihat anggota kelompok memberikan perhatian yang cukup tinggi, terutama setelah mereka tahu bahwa masing-masing anggota 2 orang mendapat tugas yang harus mereka selesaikan, setelah itu baru mereka merumuskannya dalam kerja kelompok. Aktivitas kerjasama meningkat ketika masing-masing anggota telah mengetahui tugas yang harus mereka lakukan yang diberikan secara tertulis. Kegiatan diskusi, bertanya dan menjelaskan mulai terlihat antara peserta didik dengan peserta didik lainnya didalam kelompok, yaitu sebagai upaya untuk menyelesaikan tugas mereka.
          Dalam mengerjakan tugas yang diberikan pada peserta didik, kelihatan beberapa peserta didik sudah mulai menurun aktivitasnya, bahwa ada yang hanya duduk saja (tidak beraktivitas). Setelah mereka didekati ternyata mereka terbentur atau mengalami hambatan dalam menyelesaikan tugasnya sehingga aktivitas mereka menjadi terhenti tetapi setelah didekati dan diberikan penjelasan oleh guru tentang permasalahan yang mereka hadapi dan baru motivasinya muncul untuk beraktivitas dengan baik.
          Dalam kegiatan diskusi kelompok ini untuk menyelesaikan tugasnya, yaitu memecahkan masalah yang sudah diberikan pada mereka, aktivitas kelompok sudah mulai kelihatan bahkan dalam menyatukan hasil kerja mereka yang nantinya menjadi laporan kelompok. Sementara itu juga kelihatan beberapa anggota kelompok yang sudah mulai meninggalkan aktivitasnya karena mereka merasa sudah menyelesaikan tugas yang diberikan atau yang menjadi tanggung jawabnya.
          Pada saat kegiatan proses pembelajaran berlangsung, yaitu mempresentasikan hasil kerja kelompok masing-masing ternyata dapat berjalan dengan baik dan cepat karena masing-masing kelompok sudah mempersiapkan siapa anggota keompok yang tampil untuk mempresentasikan, mencatat pertanyaan-pertanyaan dari kelompok lain, dan siapa-siapa yang harus menjawabnya. Keadaan ini bisa terjadi karena sebelumnya dari kelompoknya telah diberikan langkah-langkah kerja yang akan mereka lakukan secara tertulis. Presentasi secara klasikal dilakukan agar hasil kerja masing-masing kelompok dapat tersebar pada anggota kelompok lainnya dan atau masing-masing kelompok dapat membandingkan hasil kerja mereka, pada kegiatan melaporkan hasil kerja kelompok atau presentasi ini, tanggapan-tanggapan atau pertanyaan yang muncul masih berasal dari peserta didik yang sudah terbiasa untuk memberikan tanggapan atau pertanyaan pada kegiatan pembelajaran sebelumnya walaupun juga ada muncul tanggapan atau pertanyaan peserta didik yang belum pernah mengeluarkan pertanyaan atau tanggapan selama ini. Secara keseluruhan peserta didik yang mengajukan tanggapan dan pertanyaan dapat dikatakan baik dari jumlah peserta didik yang ada dikelas. Untuk lebih jelasnya Implementasi Metode Eksplorasi  Alam Takambang Jadi Guru, serta pengaruh dan peranannya dapat dilihat pada tabel 6 berikut ini :
Tabel 6.
Gambaran Pelaksanaan Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru
NO
KEGIATAN
PILIHAN JAWABAN
Amat Baik
Baik
Cukup
Kurang
F
%
F
%
F
%
F
%
1

2

3

4

5

Keterlibatan peserta didik dalam mencari informasi di alam
Menggunakan sumber belajar yang beragam
Memfasilitasi terjadinya interaksi antar siswa
Kegiatan Siswa dalam berbagai aktivitas
Keterlibatan siswa dalam melakukan percobaan di alam
20

15

15

25

20
50

37,5

37,5

52,5

50
18

20

25

13

18
45

50

52,5

32,5

45
2

4

-

2

2
5

10

0

5

5
-

1

-

-

-

0

2,5

0

0

0

         
Data gambaran Pelaksanaan Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru pada tabel 6, menunjukkan perubahan yang sangat berarti, baik dalam keterlibatan siswa untuk mengumpulkan berbagai informasi atau data-data tentang penyebaran agama Islam di Indonesia baik dan amat baik sekali, yaitu dari 40 orang siswa, teramati oleh observer dan data dokumen sebanyak 20 orang amat baik dan 18 orang baik, sedangkan yang cukup hanya 2 orang saja.
          Begitu juga menggunakan sumber belajar yang beragam ternyata siswa sudah terlatih dan menjadi kebiasaan unuk mencari data dari berbagai sumber sesuai dengan kemampuan siswa, dan juga kelihatan kegiatan siswa dalam berbagai aktivitas, serta melakukan percobaan di alam lingkungannya sudah menunjukkan perubahan yang sangat baik melalui Siklus I, II dan III. Dengan artian Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dapat meningkatkan proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan positif.

E. Pembahasan
          Dari studi awal kegiatan pembelajaran IPS-Sejarah pada kelas VII.1 SMP Negeri 29 Padang, memperlihatkan bahwa masih kurangnya peserta didik beraktivitas dalam proses pembelajaran yang mereka ikuti mereka lebih terfokus pada hal-hal atau perintah yang dikatakan oleh guru. Kegiatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik (student centered) belum kelihatan sehingga yang terjadi adalah proses pembelajaran transfer pengetahun saja sehingga daya kreasi dan aktivitas peserta didik sewaktu mengikuti proses pembelajaran belum muncul.
          Di dalam kelas proses pembelajaran masih berlangsung satu arah dengan tipe selalu menerima dari guru (top down). Sementara itu interaksi atau komunikasi yang mulai dari peserta didik lainnya belum muncul atau kelihatan selanjutnya kegiatan pembelajaran cenderung terjadi secara individual, dan peserta didik tetap duduk di kursi masing-masing, artinya dalam pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok (diskusi kelompok) dengan menggunakan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru jarang dilakukan. Dari kenyataan ini dapat ditarik dugaan bahwa pembelajaran IPS-Sejarah di kelas VII.1 SMP Negeri 29 Padang masih cenderung berpusat pada guru (teacher centered).
          Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan dalam tiga siklus, yang terdiri dari 2 kali pertemuan merupakan satu kali siklus. Penerapan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik yang dilakukan mulai dari siklus pertama difokuskan pada kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Hal ini dipilih dimana bagi yang berdaya tangkap  lambat dapat belajar lebih baik dengan bantuan siswa yang cepat menangkap pelajaran, bagi yang berdaya tangkap cepat dapat memperdalam pemahaman dengan memberikan penjelasan atas suatu subjek pada siswa yang lambat, untuk seluruh siswa dapat menyelesaikan permasalahan dengan mendengarkan dan memanfaatkan pemikiran dan gagasan siswa lain, dan sekaligus membangun kerjasama, hubungan sosial yang lebih baik antara satu sama lain.
          Kebiasaan di kelas yang lambat dalam belajar biasanya segan, takut bertanya pada guru ketika mengalami kesulitan belajar. Akan tetapi siswa yang semacam ini tidak ragu atau takut bertanya pada teman-temannya, sehingga siswa ini dapat memahami apa yang diajarkan guru. Kegiatan kelompok juga menyediakan kesempatan bagi siswa untuk bertukar pikiran dengan berbagai gagasan dan mencernanya ke dalam pikiran mereka sendiri. Dengan cara ini mereka dapat mencari materi melalui sumber Alam Takambang Jadi Guru, dan memecahkan berbagai permasalahan dan berakhir dengan mengambil kesimpulan.
          Peningkatan aktivitas belajar peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran sebagai akibat dari penggunaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru pada siklus pertama masih belum mencapai tingkat yang optimal atau diharapkan. Banyak faktor yang mempengaruhinya, diantaranya faktor guru yang masih belum sempurna mengimplementasikan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru secara optimal, selain itu dari peserta didik terlihat mengalami hambatan untuk keluar dari kebiasaan-kebiasaan mengikuti proses pembelajaran selama ini. Seperti selalu diberikannya kesimpulan-kesimpulan materi berupa catatan yang didiktekan oleh guru atau kebiasaan untuk bertanya dalam proses pembelajaran tersebut.
          Keberhasilan peningkatan dari seluruh aspek peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran mulai terlihat dari siklus satu, dua dan tiga, seperti terlihat pada sebaran jawaban siswa pada tabel berikut ini.
Tabel 7.
Sebaran Jawaban Siswa Tentang Kondisi Proses Pembelajaran
Pada Siklus I, II dan III
NO
KEGIATAN
SEBARAN JAWABAN
TAHAP AWAL
SIKLUS I
SIKLUS II
SIKLUS III
F
%
F
%
F
%
F
%
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
Metode yang dipakai guru
Keaktifan siswa dalam menyimpulkan materi dari Alam (berbagai sumber)
Kerjasama dalam kelompok
Kemampuan bertanya pada teman-teman
Kemampuan bertanya pada guru
Kemampuan memberi tanggapan kepada teman
Kemampuan memberi tanggapan pada guru
Kemampuan menyampaikan hasil diskusi (presentasi)
Kemampuan mengambil kesimpulan
Kemampuan mencatat kesimpulan pelajaran
5,5
2

22
2
0
0
0
10
22
30
7,5
5

55
5
0
0
0
25
55
75
32
30

35
22
10
22
10
20
35
40
80
75

87,5
55
25
55
25
50
87,5
100
38
40

40
33
25
33
25
33
40
40
95
100

100
82,5
62,5
82,5
62,5
82,5
100
100
40
40

40
36
33
36
33
36
40
40
100
100

100
90
82,5
90
82,5
90
100
100
Sumber : Pengolahan Data Maret 2009
          Sebaran jawaban siswa selama aktivitas pembelajaran berlangsung yang diambil kelihatan dari seluruh faktor ada menunjukkan perubahan kearah yang lebih baik seperti yang diharapkan oleh tujuan dilakukan penelitian ini yaitu :
  1. Pengaruh implementasi metode Alam Takambang Jadi Guru
a.   Metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru
          Dari data awal sebanyak 40 orang siswa yang berada dalam kelas VII.1 SMP Negeri 29 Padang, yang menyenangkan atau menyukai metode ini adalah sebanyak 15 orang atau 37,5 %, sedangkan sebanyak 25 orang atau 66,5 % dari jumlah siswa tidak senang, tetapi mengerti dan sekaligus tidak menyukai, tetapi setelah dibicarakan atau didiskusikan dengan tim yang lain dan dilakukan refleksi, ternyata pada siklus satu saja telah ada peningkatan dengan baik, yaitu 32 orang siswa atau 80 % menyukai metode yang dipakai oleh guru, dan pada siklus kedua naik menjadi 38 orang, sedangkan pada siklus terakhir atau ketiga ke 40 orang siswa menyenangkan sekali tentang metode yang dipakai guru. Disini kelihatan bahwa siswa sangat suka dengan metode yang dipakai oleh guru yang menuntut aktivitas siswa belajar dengan baik.
b.   Kegiatan siswa menyimpulkan materi dari alam (berbagai sumber)
Dari sebaran jawaban siswa dalam menyimpulkan materi dari Alam Takambang Jadi Guru atau berbagai sumber, terlihat pada tahap awal dari 40 orang siswa hanya 2 orang saja atau 5 % yang baru mencoba mencari materi dilingkungan siswa sendiri, setelah dilakukan diskusi dengan teman-teman pada siklus satu terjadi peningkatan yang tajam yaitu sebanyak 30 orang atau 75 % sudah mampu mengumpulkan materi dari lingkungan siswa sendiri, dan setelah dilakukan refleksi dari diskusi dengan teman pada siklus ke dua, meningkat menjadi 100% dengan artian ke 40 siswa yang dibagi kedalam 10 kelompok kecil terlibat seluruhnya mengumpulkan materi dari alam atau berbagai sumber.
c.    Kerjasama dalam kelompok
Kerjasama dalam kelompok dari data yang dikumpulkan mulai dari tahap awal sampai dengan siklus ketiga selalu menunjukkan kearah yang lebih baik, seperti pada tahap awal 22 orang siswa, siklus pertama naik menjasi 35 orang, hanya 5 orang saja yang kurang kelihatan kerjasamanya. Setelah direfleksi pada siklus dua dan tiga untuk 5 orang ini sudah terlibat kerjasama yang baik.
d.   Kemampuan bertanya pada teman dan guru
Kemampuan bertanya siswa pada tahap awal sangat kurang sekali yaitu dari 40 orang siswa hanya 2 orang saja yang mau bertanya pada temannya dan tdak seorang pun yang mau bertanya pada guru. Setelah dilakukan siklus satu baru kelihatan muncul yang mau bertanya dalam proses pembelajaran yaitu sebayak 22 orang kepada temannya dan 10 orang pada gurunya, setelah dilakukan siklus dua dan ketiga menjadi 36 orang yang mau bertanya pada temannya dan juga kepada gurunya juga naik menjadi 33 orang, hal ini karena keterbatasan waktu disaat proses berlangsung.
e.   Kemampuan memberikan tanggapan
Tanggapan yang diberikan oleh siswa baik kepada temannya, maupun kepada guru terkumpul datanya sebagai berikut, pada tahap awal pelaksanaan tidak ada satupun yang memberikan tanggapan baik kepada teman apalagi kepada guru, tetapi disiklus satu mulai muncul berbagai tanggapan, kepada temannya sebanyak 22 orang dan kepada guru sebanyak 10 orang. Di siklus dua dan tiga meningkat dengan baik yaitu kepada temannya 33 orang pada siklus dua dan 36 orang pada siklus tiga, sedangkan pada guru pada siklus dua 25 orang dan pada siklus tiga mencapai 33 orang.
f.     Menyampaikan hasil diskusi
Kemampuan menyampaikan hasil diskusi oleh siswa dari kelompoknya masing-masing juga terlihat dengan baik, seperti pada tahap awal pelaksanaan hanya mampu 10 orang saja yaitu ketua kelompoknya saja, tapi pada siklus kedua muncul 2 orang masing-masing kelompok, pada siklus ketiga rata-rata muncul 3 orang pada setiap kelompok dengan arti kata sebanyak 33 orang siswa dari 40 orang sudah apat menyampaikan hasil diskusi dengan baik.
g.    Mengambil kesimpulan pelajaran dan mencatatnya
Kemampuan mengambil kesimpulan diskusi setiap siswa terus meningkat kearah yang lebih sempurna, seperti dalam tabel kelihatan pada tahap awal pelaksanaan hanya 22 orang saja dan mencatatnya sebanyak 30 orang, disiklus dua meningkat menjadi 35 orang dan mencatatnya menjadi 40 orang atau 100 %.
  1. Gambaran Strategi Implementasi Metode Eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru.
Strategi implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru di kelas VII.1 SMP Negeri 29 Padang terlihat dalam data penyebaran jawaban siswa sebagai berikut :
a.   Metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru
Gambaran implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru kelihatan terlaksana dengan baik, ini terlihat pada tabel 4, dari 40 orang siswa pada tahap pelaksanaan hanya 2 orang saja, tetapi setelah diimplementasikan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru mulai dari siklus satu meningkat menjadi 32 orang, disiklus dua meningkat lagi menjadi 38 orang, sedangkan disiklus tiga seluruh siswa mampu mengumpulkan materi pelajaran melalui alam terbuka atau dari berbagai sumber. Dengan artian metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru terlaksana dengan baik.
b.   Kegiatan siswa mengumpulkan materi dari berbagai sumber
Sesuai dengan prinsip metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, yaitu siswa mengeksplorasi materi-materi pelajaran dari berbagai sumber atau alam terbuka, dapat diketahui dari data yang dikumpulkan mulai dari tahap awal pelaksanaan sampai siklus ketiga, siswa mampu mengeksplorasi materi-materi dari berbagai sumber dialam terbuka, yaitu dari 2 orang, secara drastis meningkat menjadi 32 orang disiklus satu, 38 orang disiklus dua dan 40 orang pada siklus ketiga.
c.    Kerjasama dalam kelompok
Metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru membutuhkan siswa untuk bekerjasama dalam kelompok–kelompok kecil yang sudah disepakati/dibentuk, dari data yang dihimpun melalui sebaran jawaban, ternyata motivasi untuk bekerjasama selalu meningkat, pada tahap awal 22 orang dari 40 orang siswa, pada siklus satu naik menjasi 35 orang atau 87,5 % dan pada siklus dua dan ketiga mencapai keseluruhan siswa yaitu 40 orang atau 100 %.
d.   Kemampuan bertanya
Implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru menuntut untuk setiap individu siswa mengajukan pertanyaan atau tanggapan, baik pada teman-temannya maupun pada guru. Dari data yang dihimpun sebagai gambaran pelaksanaan metode ini kelihatan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan baik kepada teman maupun kepada guru selalu meningkat, dari 2 orang menjadi 22 orang dan meningkat menjadi 35 orang dan 36 orang pada siklus ketiga kepada teman-temannya. Sedangkan kepada guru juga melihatkan gambaran yang selalu meningkat dari awalnya tidak ada menjadi 10 orang pada siklus satu, pada siklus dua naik menjadi 22 orang dan disiklus tiga meningkat menjadi 33 orang.
e.   Memberikan tanggapan
Pelaksanaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru sangat menuntut siswa-siswa untuk mampu memberikan berbagai tanggapan baik tentang keakuratan/kebenaran materi yang dikumpulkan dari alam, maupun kecocokan materi dengan tugas yang diberikan oleh guru pada setiap kelompok. Tanggapan ini juga terlaksana antar siswa dengan siswa, dan bahkan berbagai tanggapan muncul kepada guru yang membimbing materi pelajaran. Seperti data berikut ini pada tahap awal pelaksanaan tidak satupun siswa yang mampu memberikan tanggapan, tapi begitu dicobakan siklus satu kelihatan 22 orang siswa mau memberikan tanggapan pada temannya dan 10 orang siswa melakukan tanggapan pada gurunya, disiklus dua dan ketiga masing-masingnya pada teman 33 orang dan 36 orang, untuk guru mencapai 25 orang dan 33 orang.
f.     Menyampaikan hasil diskusi
Implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, dalam proses pembelajaran menghendaki setiap individu siswa dalam kelompok mampu menyampaikan hasil kerjanya dalam kelas atau melakukan presentasi, ternyata data yang dikumpulkan terhadap penyampaian hasil diskusi juga selalu memperlihatkan hasil yang sangat menggembirakan mulai dari tahap awal sampai dengan siklus ketiga seperti terlihat pada tabel 7.
g.    Mengambil kesimpulan dan mencatatnya
Sesuai dengan pelaksanaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, untuk membuat kesimpulan pelajaran merupakan salah satu skill siswa yang dilatih alam metode ini. Disini siswa dilatih untuk menemukan kesimpulan pelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan dibawah bimbingan guru, ternyata dalam pelaksanaan proses pembelajaran dalam membuat kesimpulan dan mencatatnya menunjukkan grafik siswa bergerak kepada yang lebih baik dan sempurna seperti tabel 7.



  1. Pengaruh Implementasi Metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru Dalam Menanamkan Nilai-nilai Sejarah
Dengan penerapan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dalam mata pelajaran IPS-Sjarah dapat menanamkan nilai-nilai sejarah yang terpatri selama proses pembelajaran berlangsung, dalam pembelajaran ini dapat dijelaskan seperti rincian dibawah ini :
a.   Nilai-nilai perjuangan
Dari proses penyebaran Islam di tanah air yang dikumpulkan datanya dari berbagai sumber oleh siswa sesuai dengan tugas yang diberikan secara kelompok, siswa dapat memahami dengan baik tentang nilai-nilai perjuangan yang dilakukan oleh pejuang dalam penyebaran Islam, dengan berbagai rintangan, perjuangan dan pengorbanan baik harta maupun nyawa, inilah nilai-nilai sejarah yang tertanam oleh siswa untuk berjuang membangun dirinya, keluarga serta masyarakatnya.
b.   Nilai-nilai persatuan dan kesatuan
Dalam proses pembelajaran dengan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, mulai dari tahap awal sampai berakhir siklus ke tiga, menanamkan nilai-nilai persatuan yang kokoh dan kuat terutama kelihatan sekali disaat pengumpulan materi-materi yang ditugaskan kepada setiap kelompok. Mereka menjalin persatuan yang kuat untuk mengangkat kelompoknya lebih baik, lebih sempurna dan juga persatuan dan kesatuannya kelihatan sekali disaat melakukan kerja kelompok dan diskusi kelompok, serta pada saat mengajukan pertanyaan serta tanggapan kepada kelompok lain juga kepada guru pembimbing, dan mereka merasakan manfaat persatuan dan kesatuan yang mereka jalin, sehingga setiap tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan baik.
c.    Nilai-nilai senasib dan sepenanggungan
Dalam proses pembelajaran siswa secara tidak langsung dapat mengambil dan menanamkan nilai-nilai senasib dan sepenanggungan, yaitu mereka sama-sama merasakan sebagai seorang pelajar yang dilatih, diajar dan dididik untuk menuju kematangan pikiran dan ilmu pengetahuan, maupun emosional dengan nilai-nilai pendidikan yang diambil dari nilai-nilai sejarah yang akan membuat mereka lebih arif bijaksana dimasa yang akan datang dengan berpedoman kepada peristiwa yang lalu, yaitu mana yang jelek dimasa yang lalu tidak terulang dimasa yang akan datang dan mana yang baik dimasa yang lalu untuk dilanjutkan.
d.   Nilai-nilai pantang menyerah
Dari implemtansi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, dengan trik-trik atau langkah-langkah yang disusun, yaitu :                  (1). Mengumpulkan materi dari alam terbuka, (2). Menyusun materi sesuai dengan topik tugas, (3). Mempresentasikan dalam kelas, serta  (4). Melakukan diskusi sampai pada kesimpulan, memunculkan nilai-nilai sejarah yaitu pantang menyerah, disini kelihatan keuletan siswa-siswa dalam mencari materi dari berbagai sumber serta menyusunnya kedalam laporan sehingga siap dipresentasikan dalam diskusi kelas, tidak ada satupun siswa yang patah hati atau menyerah kalah dalam mengerjakan tugas, dengan artian seluruh siswa kelihatan ketekunannya dan keuletannya.

          Implementasi eksplorasi metode Alam Takambang Jadi Guru disamping dapat dapat meningkatkan keaktifan siswa, serta kreatifitasnya dari berbagai aspek yang telah diuraikan diatas, juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa secara kuantitatif seperti terlihat pada grafik berikut ini.
Grafik Peralihan Siswa
Dalam Proses Pembelajaran
          Sesuai dengan KKM (Ketuntasan Kriteria Minimal) pada mata pelajaran IPS-Sejarah dalam materi proses penyebaran, peninggalan budaya dan sejarah yang bercorak Islam di Indonesia ditetapkan dengan angka 6,5 (enam koma lima), setelah dilakukan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, ternyata hasil peralihan belajar siswa meningkat dengan baik, pada grafik kelihatan datanya sebagai berikut :
  1. Pada tahap awal pelaksanaan, nilai siswa yang mencapai KKM hanya 16 orang dari 40 orang siswa atau 40 %, sedangkan sebanyak 24 orang atau   60 % lagi belum mencapai KKM, bahkan dari 16 orang ini 3 orang mampu menjawab pertanyaan 3 buah dari 10 soal yang diberikan.
  2. Setelah dilakukan perencanaan dengan baik tentang metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru pada siklus pertama dilakukan evaluasi belajar sesuai dengan indikator yang ditetapkan, ternyata hasil peralihan siswa meningkat dengan baik dari 16 orang yang mencapai KKM sebanyak 24 orang atau 60 % hal ini terlihat pada grafik diatas.

  1. Setelah direfleksi siklus pertama implementasi eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, dan dilakukan siklus kedua sesuai dengan langkah-langkah yang direncanakan dalam RPP, diadakan Tes, ternyata hasilnya jauh lebih baik dari siklus satu yaitu 30 orang atau 75 % yang telah mencapai KKM.
  2. Dengan berpedoman hasil belajar pada siklus kedua, guru melakukan diskusi kelompok dengan teman-teman yang mempunyai bidang studi yang sama, dan dilakukan siklus ketiga, sesuai dengan tahapan-tahapan  yang disusun pada RPP. Setelah dilakukan proses pembelajaran secara maksimal pada siklus ketiga ini, baru diadakan tes sebagai ulangan harian, ternyata dari ke 40 orang siswa yang ikut, semuanya mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 6,5, dengan arti kata seluruh siswa dapat dikatakan tuntas 100 %.
















BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
          Pelaksanaan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas dengan mengimplementasikan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru pada mata pelajaran IPS-Sejarah, dengan materi Proses Penyebaran Agama Islam di Indonesia, serta Bukti-bukti Peninggalan Kebudayaan dan Peninggalan Sejarah pada kelas VII.1 SMP Negeri 29 Padang, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
  1. Implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru sangat cocok dilaksanakan untuk kurikulum KTSP, pada mata pelajaran IPS-Sejarah, dan sangat mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan kreatifitas, keaktfan dan kerjasama antar siswa dalam menemukan materi-materi di alam terbuka yang ditugaskan oleh guru di sekolah.
Dapat juga disimpulkan bahwa implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, dapat mengubah paradigma proses pembelajaran di kelas dari teacher centered (berpusat pada guru) menjadi student centered (berpusat pada siswa), dan sekaligus dapat melatih siswa-siswa mengumpulkan materi-materi dari berbagai sumber.
  1. Gambaran strategi implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dengan berpedoman pada langkah-langkah yang ditulis dalam RPP, dan diberi tahu pada siswa-siswa, dapat membuat siswa menjadi lebih terfokus atau terarah untuk mengikuti proses pembelajaran sekaligus akan mengurangi dominasi guru di dalam kelas.
Pelaksanaan strategi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru menghendaki siswa-siswa untuk berkelompok-kelompok menemukan materi di alam terbuka, kemudian mengklasifikasi dan mengidentifikasi serta melakukan diskusi kelompok dan diskusi klasikal.
  1. Pengaruh implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru dalam menanamkan nilai-nilai sejarah, sangat besar sekali yang terpatri dalam pelaksanaan metode disaat proses pembelajaran berlangsung, diantara nilai-nilai sejarah yang bisa diaktualisasikan dan sekaligus ditanamkan pada siswa-siswa yaitu nilai-nilai perjuangan, persatuan, senasib sepenanggungan dan nilai-nilai pantang menyerah atau keuletan.
  2. Implementasi metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, disamping dapat meningkatkan kreatifitas dan keaktifan siswa dari berbagai faktor juga dapat meningkatkan hasil belajar mencapai ketuntasan belajar atau KKM yang telah ditetapkan.

B. Saran
          Beberapa saran yang dapat diberikan pada kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini antara lain adalah :
  1. Dalam pelaksanaan pembelajaran disarankan guru jangan terpaku pada kebiasaan-kebiasaan lama, perlu dilakukan beberapa bentuk kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi dan profesional seorang guru agar dalam proses pembelajaran yang dilakukannya tidak lagi konvensional.
  2. Pelaksanaan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru, disarankan juga jumlah siswa di kelas jangan terlalu banyak, kalau terlalu banyak akan sulit untuk mengamati kreatifitas dan keaktifan siswa secara individual.
  3. Disarankan juga untuk guru bidang studi IPA, PKn, dan bidang studi lainnya untuk mencobakan metode eksplorasi Alam Takambang Jadi Guru disaat proses pembelajaran berlangsung.




DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhar Sinni, 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.

Chalil Achyar, 2008, Pembelajaan Berbasis Fitrah, Balai Pustaka, Jakarta.

Depdiknas, 2000, Pendekatan Konstektual, Jakarta.

_________, 2007, PP No.41 Tahun 2007, Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

_________, 2007, PP No.19 Tahun 2007, Standar Pengelolaan Pendidikan, Jakarta.

_________, 2003, Kerangka Dasar Kurikulum IPS, Jakarta.

Djakaria, M. Noer, 1998, Model Pembelajaran Konsep IPS, Jakarta.

Jupen, dkk, 2003, IPS Sejarah Kelas I, II dan III, Gunung Bungsu, Padang.

Jupen, dkk, 2004, Karya Tulis Alam Takambang Jadi Guru, Pustaka SMP Negeri 29 Padang, Padang.

Kosni, Djahiri, 1995, Petunjuk Guru IPS di SD, Depdiknas, Jakarta.

Maryunis, Aleks, 2003, Action Research Dalam Bidang Pendidikan, Program Pasca Sarjana UNP, Padang.

Nasution. S, 1992, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bumi Aksara, Jakarta.

Usman, Moh Ujer, 2002, Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Kosdakarya, Bandung.

Rais Kamardi, 2002, Filsafah Alam Minangkabau, Angkasa Raya, Padang.

____________, 2002, Pendidikan di Alam Minangkabau, Angkasa Raya, Padang.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar